Senin, 26 November 2012
KATA-KATA BIJAK
1. Jangan memaksakan dalam segala sesuatu tapi lakukan dengan pelan, sabar tapi pasti maka hasilnya pasti akan luar biasa.
2. Ujian adalah untuk orang yang berani sukses karena tak ada orang yang sukses tapi takut ujian.
3. Jika kita iri dengan kawan yang lebih sukses, ubahlah itu menjadi iri yang positif, niscaya kita akan sesukses dia atau bahkan lebih.
4. Mengalah sekali adalah sikap ksatria tapi kalau mengalahterus menerus adalah sikap kurang cermat
5. Mencintai itu bukan berarti harus selalu dicintai tapi memberikan segalanya tanpa pamrih meskipun kadang harus dibenci.
Minggu, 16 September 2012
Novel "JANGAN PUTUS ASA, KAWAN"
Cerita dalam novel ini adalah saya dedikasikan khusus buat keluarga saya dan pembaca yang senang membaca novel. Kisah "Jangan Putus Asa, Kawan" ini belum pernah dipublikasikan di media apapun. Di sini anda akan menemukan banyak kisah penuh keharuan, air mata, kesedihan, percintaan, persahabatan abadi, kasih sayang dan perjuangan hidup yang saya yakini bisa menginspirasi siapa saja yang membacanya termasuk saya sendiri.
Penulis,
Penulis,
Fendie Syailawan
Jangan Putus Asa, Kawan
Ini adalah sepenggal kisah seorang pemuda yang kerap mendapat perlakuan tidak adil dari lingkungan hidupnya. Adalah Wildan, seorang pemuda tuna netra 25 tahun yang tinggal di sebuah desa kumuh yang penuh dengan orang-orang miskin dan papah.
Dua puluh tahun sebelum hari ini, Wildan adalah seorang anak yang sehat dan ceria karena disayangi oleh semua anggota keluarganya. Sang papa, Mahmud, yang bekerja di sebuah pabrik kertas dekat kediamannya, sang ibu, Yuliati, yang hanya mendedikasikan hidupnya untuk keluarga, dan seorang kakak, Wilmar yang juga sangat menyayangi adiknya Wildan.
Setiap pagi keluarga kecil ini selalu menyempatkan diri sarapan pagi di meja makan bundar putih rumah mereka. Keluarga Bapak Mahmud termasuk keluarga yang sederhana dan taat beribadah. Rasanya jarang sekali mereka melupakan sholat lima waktu yang diwajibkan Islam bagi semua umatnya. Mahmud sendiri adalah seorang bapak yang sangat keras mendidik anak-anaknya, bahkan kadang-kadang dia selalu berkata kasar jika anak-anaknya nakal, tapi di balik itu semua sebenarnya dia adalah seorang bapak yang sangat bijaksana dan penyayang. Ada suatu kali Wildan berbuat salah dengan memecahkan vas bunga kesayangan ibunya tanpa sengaja, seketika itu Mahmud langsung memaki dan menjewer kuping Wildan bahkan hampir memukul kepala Wildan, tapi untungnya Mahmud mengurungkan niat emosinya itu.
Setiap hari keluarga ini selalu menghabiskan waktu di ruang tamu keluarganya untuk berkelakar tentang apa saja. Banyak orang di sekitar rumahnya yang rasa-rasanya iri melihat kehormonisan keluarga ini. Tetapi di suatu hari yang naas, ketika keluarga Mahmud pergi bertamasya ke kebun binatang di luar kota , ketika itu Wildan masih berusia 5 tahun yang masih belum mengerti apa-apa tentang kehidupan. Bus yang ditumpangi Mahmud sekeluarga mengalami kecelakaan tragis.
Bus yang mereka tumpangi menabrak pembatas jalan dan mobil-mobil yang ada di depannya sehingga terbalik. Melihat dari kondisi kerusakan busnya, rasa-rasanya tidak akan ada penumpang yang akan selamat dari maut ini. Sekitar 3 jam, bus ini ditelantarkan di situ tanpa adanya bantuan medis atau P3K. Dalam keadaan hujan lebat dan kesunyian sore itu, rombongan yang ditunggu-tunggu akhirnya menampakkan diri yakni petugas medis dan kepolisian. Dalam segala rasa kepanikan, para petugas mulai menyisir satu per satu tempat kecelakaan dengan seksama, tapi tidak ditemukan penumpang yang selamat. Sudah 1 jam petugas membongkar dan mencoba menemukan seutas harapan di balik kaca-kaca bus yang berserakan dan puing-puing yang hancur.
Dengan keadaan bus yang terbalik itu, rasa-rasanya sulit bagi siapapun untuk masuk ke dalam melihat langsung keadaan korban satu-persatu secara seksama. Tetapi di antara petugas kepolisian itu terlihat ada seorang pemuda bernama Antonius yang berusia 20 tahun ke atas yang baru saja menyelesaikan pendidikan kepolisiannya. Rasa-rasanya hanya dia yang tetap semangat menggerakkan bola mata dan kakinya untuk mencari korban yang selamat. Akhirnya terdengar erangan dari seorang anak laki-laki, entah itu dari mana datangnya. Dengan penuh pengharapan, Antonius seraya berteriak kepada petugas yang lain di situ untuk membantu menemukan sumber suara tadi. Tentunya kita tahu bahwa tidak mudah menemukan orang yang tertutup oleh bangkai bus apalagi hanya dengan petunjuk sebuah erangan suara yang lemah. Antonius berusaha memanggil balik suara tadi dengan berteriak “ Halo, tadi siapa yang bersuara ?” Dan akhirnya dengan susah payah terlihat sebuah kepala anak kecil yang melongok keluar dari badan orang dewasa, ternyata itu Wildan dengan wajah yang penuh bercak darah, Wildan berusaha menggapai sebuah pegangan dan berteriak sekuat mungkin “ Tolong, tolong !!”. Singkat cerita, Akhirnya dengan bantuan semua petugas di sana , tubuh Wildan berhasil dievakuasi dari tempat kecelakaan. Wildan dalam keadaan lusuh dan menangis terseduh, masih tetap tidak percaya dari sekian puluh orang penumpang hanya dia yang selamat dan masih terngiang di benaknya saat terjadi peristawa naas itu. Mengapa hanya dia yang ditemukan selamat dan siapa tubuh orang dewasa yang melindunginya tadi. Dalam pikiran anak 5 tahun, tentulah hal itu bukan hal yang mudah untuk diterima dan dimengerti.
Setelah
ditemukan, Wildan langsung dilarikan di rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan.
Banyak luka di sekujur tubuhnya yang dipenuhi bercak darah dan di perjalanan
pun, Wildan sempat tak sadarkan diri. Tapi untungnya saat tiba di rumah sakit,
keadaannya menjadi stabil. Dua minggu setelah kejadian, Wildan yang kini
sebatang kara diperbolehkan pulang oleh rumah sakit. Untungnya seluruh biaya
pengobatan rumah sakit ditanggung oleh pihak pemerintah dan asuransi bus,
walaupun begitu, Wildan tetap bingung harus pulang ke mana. Tak ada lagi
keluarga yang setiap hari menemaninya, tak ada lagi Bapak, Ibu dan Kakak yang
selalu berada di sisinya. Dengan lunglai, sambil menelusuri selasar rumah
sakit, Wildan terus tampak murung dan tak henti-hentinya meneteskan air mata.
Dia sendiri bingung harus pergi kemana. Tiba-tiba ada seorang nenek tua datang
menghampiri dan memanggilnya “ Wildan, Wildan !!” Langsung dipeluknya dengan
erat Wildan seraya berkata “ Saya nenek kamu Wil.”
Tentunya dalam
kebingungan, Wildan sempat bertanya dalam hati “Bukannya nenek saya sudah
meninggal dunia?” Tanpa sempat bertanya panjang lebar, nenek Wildan yang
bernama Suriati itu langsung mengajak Wildan tinggal di rumahnya di dekat pinggiran
rel kereta api. Sesampai di rumah, Suriati langsung menceritakan bahwa dia
adalah nenek dari Ibunya yang telah lama ditinggalkan karena pertengkaran hebat
jauh hari sebelum Mahmud dan Yuliati menikah. Seketika itu dengan mata yang
memerah Wildan bertanya kepada sang nenek “ Mana bapak, mana Ibu ?” Suriati
juga cuma bisa menatap Wildan sambil berlinang air mata seraya berkata “
Wildan, Ibu kamu sedang tidak ada di rumah.” Suriati pun tidak menjelaskan
lebih lama karena dia tahu cucu kesayangannya ini masih anak kecil yang belum
mengerti apa-apa.
Hari-hari Wildan
yang dulu dipenuhi dengan canda tawa dan keceriaan langsung berubah drastis
dikarenakan harus hidup di rumah yang kumuh di samping rel kereta api yang
sebenarnya tidak layak untuk dihuni. Setiap pagi dia harus mendengarkan suara
bising kereta api yang memekakkan telinga, begitu pula siang hari, dia harus
menemani neneknya berjualan kue di pasar dekat rumahnya. Saat malam hari,
serangan gelap gulita akan menjadi sesuatu hal yang menakutkan bagi semua anak
kecil termasuk Wildan.
Saat berumur 7 tahun, neneknya berusaha dengan sekuat tenaga menyekolahkan Wildan di SD Negeri di dekat rumahnya. Pihak sekolah pada awalnya tidak meloloskan Wildan menjadi murid di sekolah itu. Maklumlah dengan penampilan semrawut dan apa adanya bahkan bisa dibilang seperti gelandangan, pihak sekolah mana yang berani menerima murid seperti itu. Pertama kali menghadap pihak sekolah, Suriati dan Wildan pulang dengan tangan kosong dan raut muka sedih yang artinya Wildan tidak diterima di sekolah itu. Tapi Suriati adalah nenek yang sangat menyayangi cucu satu-satunya ini dan ingin cucunya bisa sekolah yang tinggi dan menjadi orang sukses suatu hari kelak. Setiap hari Suriati selalu termenung di depan rumahnya dan terus memutar otaknya mencari cara agar Wildan bisa diterima di sekolah itu.
Maklum saja semua anggota keluarga Wildan dan Suriati sudah tidak ada lagi, satu-satunya keluarga adalah ibunya Wildan yang sudah meninggal dunia akibat kecelakaan 2 tahun silam. Suatu hari saat Suriati berjualan kue di pasar bersama Wildan, mereka berpas-pasan dengan Pak Antonius, bapak polisi yang dulu pernah menolong Wildan dari kecelakaan maut bus dan beliaulah yang mencari tahu dan memberitakan sanak keluarga Wildan satu-satunya yakni Suriati untuk menjemput Wildan di rumah sakit tempat Wildan dirawat dulu.
Awalnya Suriati masih ragu untuk menyapa Antonius karena takut salah mengenali orang apalagi dia anggota kepolisian yang notabene ditakuti di daerah itu. Tanpa pikir panjang lagi, Suriati langsung memanggil Antonius “ Pak, pak, saya Suriati nenek Wildan, bapak masih ingat tidak ?” Seketika itu, dengan wajah bingung berusaha mengingat Suriati. “ Antonius berkata, “Oh, nek Suriati ya? “ Gimana kabarnya nek ?”. Dalam hati Suriati merasa sangat gembira sekali karena bertemu dengan dewa penolong Wildan dulu. Sekitar setengah jam, mereka ngobrol akrab tentang berbagai hal sambil mengingat masa lalu ketika terjadi kecelakaan maut itu. Tanpa ragu-ragu, Suriati langsung menceritakan permasalahan Wildan kepada Antonius.
Antonius yang sesungguhnya orang yang mempunyai rasa empati yang tinggi apalagi dia merasa Wildan mempunyai jodoh yang baik dengan dirinya sejak peristiwa kecelakaan itu. Tanpa pikir panjang, Antonius berjanji akan mengantarkan Wildan untuk menemui pihak sekolah esok hari. Maka keesokkan harinya, berangkatlah Wildan, Suriati dan Antonius ke sekolah dasar itu dengan agak penuh semangat dan penuh keyakinan diri.
Sesampainya di sana, dengan berbagai cara, Antonius berusaha meyakinkan dan menjamin bahwa Wildan layak untuk diterima di sekolah ini. Dasar pihak sekolahnya saja yang kurang mengerti dan tetap bersikeras tidak memperbolehkan Wildan bersekolah di sini. Saat mendengar keputusan sekolah yang tidak berperikemanusiaan itu, langsung saja Antonius menjadi sangat berang dan marah. Dia masih tidak percaya di zaman sekarang masih ada orang yang tidak bisa bersekolah di SD hanya karena dia miskin dan tidak punya orang tua. Saat meninggalkan ruang kepala sekolah, mata Suriati tampak memerah dan tak kuasa menahan air mata jatuh menetes di lantai sekolah.
Ketika sudah berada di depan pintu gerbang sekolah, Suriati langsung memeluk erat Wildan dan berkata “ Wil, jangan bersedih ya, nanti kita cari cara lain, mungkin belum jodoh mu untuk bersekolah di sini “. Tak pelak, tangis Suriati langsung pecah di kesunyian pagi hari itu.
Rasa-rasanya di dunia ini tak ada lagi tempat bagi mereka berdua. Dalam benak Suriati, banyak perasaan yang bercampur aduk antara marah, benci, kecewa, sedih dan tidak percaya. Dia merasa bahwa mereka adalah korban dari ketidakadilan pemerintah terhadap rakyatnya.
Berulang kali Suriati mencoba menghapus air mata dengan baju lusuhnya, tapi air mata itu pun rasanya ikut terjatuh mengikuti rintihan tangisnya. Hampir sejam cucu dan nenek itu berdiri di depan sekolah tersebut. Rasa-rasanya mereka hampir enggan untuk beranjak pulang. Tapi begitu Antonius datang menghampiri, Suriati pun langsung mau diajak pulang ke rumah.
Di jalan menuju pulang, Antonius kelihatan sangat menyimpan amarah dan kekesalannya, Suriati pun rasa-rasanya tidak berani bertanya lebih jauh kepada Antonius. Untungnya Antonius langsung mulai berbicara. “Besok saya akan menghadap Bapak Kosim di rumahnya,” Kata Antonius. Suriati pun semakin heran dengan perkataan Antonius. Dalam hati Suriati berpikir “Kira-kira kenapa ya, pak Antonius ingin ke rumah pak Kosim besok?”
Antonius langsung bilang kalau dia akan meminta bantuan pak Kosim yang merupakan orang dermawan dan terpandang di kota sekitar sekolah itu.
Saat berumur 7 tahun, neneknya berusaha dengan sekuat tenaga menyekolahkan Wildan di SD Negeri di dekat rumahnya. Pihak sekolah pada awalnya tidak meloloskan Wildan menjadi murid di sekolah itu. Maklumlah dengan penampilan semrawut dan apa adanya bahkan bisa dibilang seperti gelandangan, pihak sekolah mana yang berani menerima murid seperti itu. Pertama kali menghadap pihak sekolah, Suriati dan Wildan pulang dengan tangan kosong dan raut muka sedih yang artinya Wildan tidak diterima di sekolah itu. Tapi Suriati adalah nenek yang sangat menyayangi cucu satu-satunya ini dan ingin cucunya bisa sekolah yang tinggi dan menjadi orang sukses suatu hari kelak. Setiap hari Suriati selalu termenung di depan rumahnya dan terus memutar otaknya mencari cara agar Wildan bisa diterima di sekolah itu.
Maklum saja semua anggota keluarga Wildan dan Suriati sudah tidak ada lagi, satu-satunya keluarga adalah ibunya Wildan yang sudah meninggal dunia akibat kecelakaan 2 tahun silam. Suatu hari saat Suriati berjualan kue di pasar bersama Wildan, mereka berpas-pasan dengan Pak Antonius, bapak polisi yang dulu pernah menolong Wildan dari kecelakaan maut bus dan beliaulah yang mencari tahu dan memberitakan sanak keluarga Wildan satu-satunya yakni Suriati untuk menjemput Wildan di rumah sakit tempat Wildan dirawat dulu.
Awalnya Suriati masih ragu untuk menyapa Antonius karena takut salah mengenali orang apalagi dia anggota kepolisian yang notabene ditakuti di daerah itu. Tanpa pikir panjang lagi, Suriati langsung memanggil Antonius “ Pak, pak, saya Suriati nenek Wildan, bapak masih ingat tidak ?” Seketika itu, dengan wajah bingung berusaha mengingat Suriati. “ Antonius berkata, “Oh, nek Suriati ya? “ Gimana kabarnya nek ?”. Dalam hati Suriati merasa sangat gembira sekali karena bertemu dengan dewa penolong Wildan dulu. Sekitar setengah jam, mereka ngobrol akrab tentang berbagai hal sambil mengingat masa lalu ketika terjadi kecelakaan maut itu. Tanpa ragu-ragu, Suriati langsung menceritakan permasalahan Wildan kepada Antonius.
Antonius yang sesungguhnya orang yang mempunyai rasa empati yang tinggi apalagi dia merasa Wildan mempunyai jodoh yang baik dengan dirinya sejak peristiwa kecelakaan itu. Tanpa pikir panjang, Antonius berjanji akan mengantarkan Wildan untuk menemui pihak sekolah esok hari. Maka keesokkan harinya, berangkatlah Wildan, Suriati dan Antonius ke sekolah dasar itu dengan agak penuh semangat dan penuh keyakinan diri.
Sesampainya di sana, dengan berbagai cara, Antonius berusaha meyakinkan dan menjamin bahwa Wildan layak untuk diterima di sekolah ini. Dasar pihak sekolahnya saja yang kurang mengerti dan tetap bersikeras tidak memperbolehkan Wildan bersekolah di sini. Saat mendengar keputusan sekolah yang tidak berperikemanusiaan itu, langsung saja Antonius menjadi sangat berang dan marah. Dia masih tidak percaya di zaman sekarang masih ada orang yang tidak bisa bersekolah di SD hanya karena dia miskin dan tidak punya orang tua. Saat meninggalkan ruang kepala sekolah, mata Suriati tampak memerah dan tak kuasa menahan air mata jatuh menetes di lantai sekolah.
Ketika sudah berada di depan pintu gerbang sekolah, Suriati langsung memeluk erat Wildan dan berkata “ Wil, jangan bersedih ya, nanti kita cari cara lain, mungkin belum jodoh mu untuk bersekolah di sini “. Tak pelak, tangis Suriati langsung pecah di kesunyian pagi hari itu.
Rasa-rasanya di dunia ini tak ada lagi tempat bagi mereka berdua. Dalam benak Suriati, banyak perasaan yang bercampur aduk antara marah, benci, kecewa, sedih dan tidak percaya. Dia merasa bahwa mereka adalah korban dari ketidakadilan pemerintah terhadap rakyatnya.
Berulang kali Suriati mencoba menghapus air mata dengan baju lusuhnya, tapi air mata itu pun rasanya ikut terjatuh mengikuti rintihan tangisnya. Hampir sejam cucu dan nenek itu berdiri di depan sekolah tersebut. Rasa-rasanya mereka hampir enggan untuk beranjak pulang. Tapi begitu Antonius datang menghampiri, Suriati pun langsung mau diajak pulang ke rumah.
Di jalan menuju pulang, Antonius kelihatan sangat menyimpan amarah dan kekesalannya, Suriati pun rasa-rasanya tidak berani bertanya lebih jauh kepada Antonius. Untungnya Antonius langsung mulai berbicara. “Besok saya akan menghadap Bapak Kosim di rumahnya,” Kata Antonius. Suriati pun semakin heran dengan perkataan Antonius. Dalam hati Suriati berpikir “Kira-kira kenapa ya, pak Antonius ingin ke rumah pak Kosim besok?”
Antonius langsung bilang kalau dia akan meminta bantuan pak Kosim yang merupakan orang dermawan dan terpandang di kota sekitar sekolah itu.
Keesokkan harinya, tanpa
basa-basi, pak Kosim pun sangat ingin membantu Wildan bersekolah. Tentunya
dengan bantuan dan rekomendasi pak Kosim akhirnya bisa masuk ke sekolah negeri
favorit itu. Pihak sekolah pun tampaknya sempat malu hati menerima Wildan
kembali setelah ditolak terus- menerus bahkan ditolak dengan tidak
berperikemanusiaan hanya karena dia orang miskin.
Setelah mendengar berita
baik ini, bukan main senangnya hati Suriati, cucu kesayangannya bisa sekolah
juga walaupun baru sekolah dasar. Tak henti-hentinya Suriati meneteskan air
mata tapi kali ini bukan air mata kesedihan tapi air mata penuh kebahagiaan.
Malam itu juga setelah
mendengar berita itu, Suriati langsung Sholat dan bersyukur kepada tak
henti-hentinya kepada Allah, Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia pun
mengajak Wildan untuk sholat bersamanya dan berkata “ Wildan, cucu ku, minggu
depan sudah bisa sekolah ya.” Nanti harus jadi orang sukses dan pintar ya.”
Wildan pun hanya bisa diam seribu bahasa sambil menatap wajah kasih neneknya.
Mungkin di dalan hati Wildan hanya bisa bersyukur dan berjuta kali bersyukur
bahwa dia masih punya nenek yang hebat seperti ini.
Tibalah saatnya Wildan
pertama kali masuk sekolah. Dengan pakaian seragam seadanya yang didapat dari
Antonius yang notabene juga merupakan pakaian bekas, Wildan tampak keliatan
berbeda di hari itu. Sepatu yang dikenakan Wildan pun tampaknya sepatu yang
lusuh yang semuanya itu merupakan hasil jerih payah Suriati dan Antonius.
Sungguh budi jasa kedua orang ini terhadap Wildan amatlah besar. Pada saat
masuk kelas, Wildan berkenalan dengan teman abadi dia yang bernama Heru.
Tampaknya dalam sekejab, mereka berdua sudah menjadi sepasang sahabat yang
sejati. Seringkali Heru mendapat perlakuan tak adil dari teman yang lain,
Wildan lah yang slalu membantu Heru dan begitu pula sebaliknya. Di saat mereka
tampak akrab, di sinilah dimulainya perjuangan hidup Wildan. Di kelas mereka
itu terdapat banyak sekali anak orang berduit dan anak pejabat daerah. Rata-rata dari mereka
semuanya hanya mau berteman dengan orang sederajat dan kerap sekali mereka
mencibir orang-orang miskin seperti Wildan dan Heru. Heru sendiri merupakan
anak dari keluarga penjual sayur keliling yang ternyata tinggal tak jauh dari
rumah Suriati.
Dari seluruh kelas 1
sampai kelas 6, ada seorang anak bernama Peter yang sangat pintar dan anak
orang terkaya di desanya Wildan dan sekaligus sangat sombong. Walaupun begitu,
dia merupakan murid kesayangan para guru. Karena itulah, Peter semakin hari
semakin melonjak perilakunya. Dia sering menindas anak-anak seperti Wildan dan Heru,
bahkan sampai memukuli mereka ketika dia merasa tidak senang. Anehnya, para
guru yang sudah tahu tidak bisa berbuat banyak. Ketika Wildan dan Heru bertemu
Peter inilah, yang merupakan malapetaka dan ujian terberat dalam hidup Wildan.
Hari demi hari Wildan dan
Heru lewati bersama, kadang-kadang mereka selalu pergi dan pulang bersama saat
ke sekolah, seakan-akan tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Perawakan mereka
juga hampir-hampir mirip dengan tinggi 1 meter lebih sedikit, dengan kulit sawo matang, rambut ikal. Sehingga
kalau memandang dari kejauhan, semua orang akan sulit mengenali mana Wildan dan
mana Heru. Seringkali Heru menginap di rumahnya Wildan dan begitu pula dengan
Wildan yang sering menginap di rumah Heru. Mereka benar-benar sudah menjadi
sahabat sehidup semati hanya dalam waktu beberapa bulan berkenalan.
Bercerita tentang
permasalahan mereka dengan Peter pastilah tidak akan ada habis-habisnya. Peter
tampaknya sangat membenci tindak-tanduk Wildan apalagi Wildan terkenal dengan
kepintarannya di kelas sehingga ini semakin menyulut api kebencian di dalam
hati Peter. Heru pun juga tidak terhindar dari api amarahnya Peter. Ada suatu
hari mereka bertemu di kantin, kala itu Peter baru saja datang tapi tiba-tiba
mengusir mereka dengan kata-kata kasar yang sebenarnya tidak pantas diucapkan
oleh seorang murid sekolah dasar yang pada dasarnya memang masih kecil. Kala
itu semua makian dan kata-kata binatang begitu saja keluar dari mulut seorang
Peter sehingga seluruh pengunjung kantin pada keheranan dan merasa takut juga
dengan ulahnya Peter. Di sekolah, Peter dikenal dengan tindakan semena-menanya
karena dia mempunyai pengikut banyak yang notabene juga merupakan murid sekolah
itu sendiri dan anehnya para guru seakan tutup mata dan telinga terhadap perilaku
Peter bahkan tak jarang para guru menyayangi Peter dikarenakan Peter pintar dan
anak orang kaya. Saat di kantin inilah Wildan didorong Peter sehingga jatuh
tersungkur di bawah meja kantin, Heru pun langsung menolong Wildan. Tapi
seketika itu bogem mentah pun melayang di wajah Heru dan Wildan.
Membayangkannya pun kasihan apalagi bagi orang-orang yang menonton pertunjukkan
singkat itu secara langsung. Wildan yang geram dan tidak tahan dengan tindakan
kasar dari Peter, langsung melawan dan menyepakkan kakinya ke arah perut Peter,
Untungnya Peter yang saat itu sedang lengah, tidak menyadari arah datangnya
tendangan Wildan langsung terkena sepakan Wildan dan duduk terjatuh sambil
memegang perutnya dengan wajah kesakitan.
Gerombolannya Peter pun
tidak mau berdiam diri, mereka yang berjumlah 4 orang langsung mengeroyok
Wildan dan Heru dengan membabi buta. Heru dan Wildan pun tampak kewalahan
menghadapi gempuran bertubi-bertubi dari 4 orang itu. Sambil terbaring lemah di
lantai, Wildan dan Heru tampak sudah babak belur dipukuli oleh anak buahnya
Peter. Untunglah ada seorang bapak tua bernama Parman yang membantu melerai
perkelahian itu. Jikalau Parman tidak datang melerai, maka bisa dipastikan
tidak akan ada orang yang berani menghentikan peter dan kawan-kawan beraksi dan
pastilah Wildan dan Heru sudah sekarat bahkan bisa meninggal di tempat
kejadian. Entah apa yang terjadi kenapa semua orang tidak berani melerai atau
mencegah perbuatan anak kecil setingkat Sekolah dasar itu, padahal mereka
hanyalah segerombolan anak kecil, sedangkan di sana kebanyakan adalah orang
dewasa yang berjualan di sekolah dan para pegawai sekolah itu sendiri. Mungkin
dikarenakan Peter merupakan anak orang kaya di desa itu, maka orang-orang tidak
berani menyentuh atau berurusan dengan keluarga Peter. Sungguh sangat ironi
fakta dan kejadian ini.
Ketika melerai perkelahian
itu, Parman pun tak pelak ikut berkelahi dengan 4 orang anak kecil itu. Tapi
Parman yang ternyata seorang ahli beladiri silat sangatlah mampu mengatasi
perlawanan keempat anak kecil itu. Tampak empat orang itu juga tersungkur sama
seperti Peter. Mereka pun dalam sekejab langsung lenyap dari Kantin itu. Wildan
yang masih dalam keadaan sadar langsung bersyukur dalam hati sambil melihat kondisi
Heru. Setelah Peter dan kawan-kawan pergi dari kantin, Parman langsung memapah
Heru dan Wildan ke ruangan UKS yang tak jauh dari kantin. Di sana mereka sempat
mendapat pengobatan luka sementara. Tapi tampaknya Parman langsung berniat
membawa mereka ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan intensif. Sesampai
di rumah sakit, Heru dan Wildan yang lemas langsung dilarikan di UGD. Menurut
diagnosis dokter, Mereka hanya menderita trauma tumpul dan cedera otot saja.
Setelah mendengar penjelasan dari dokter, Wajah Parman pun langsung berubah
menjadi bahagia. Sungguh mulia hatinya Parman, beliau begitu perhatian dan baik
terhadap dua anak kecil yang tidak dikenalnya. Setelah 1 jam di ruangan UGD,
Heru dan Wildan diperbolehkan pulang.
Parmanlah yang mengantarkan
Heru dan Wildan pulang ke rumah masing-masing. Mendapatkan cucu kesayangannya
terluka parah, Suriati langsung mendadak panik dan sedih. Suriati berkata
" Kenapa kau nak ?" Siapa yang tega berbuat begini sama kamu nak
?". Parman langsung mencoba menenangkan dan menghibur Suriati. Setelah
mengantarkan Wildan dan Heru, Parman langsung bergegas pulang ke kantin lagi.
Suriati pun tampaknya sudah lupa mengucapkan terimakasih atas pertolongan
Parman. Tapi tampaknya Parman bisa memaklumi itu.
Tiga hari sejak peristiwa
naas itu, Wildan tampaknya sudah bisa berjalan pelan-pelan dengan dibantu oleh
Suriati. Pelan-pelan tapi pasti, Wildan tampak sudah sedikit keliatan segar dan
mulai berangsur-angsur pulih. Heru pun tampaknya demikian, walaupun Heru harus
memakai tongkat untuk membantunya berjalan. Seminggu setelah itu, Heru dan
Wildan sepakat untuk masuk sekolah bersama-sama. Tampaknya orang-orang di
sekolah melihat mereka dengan keheranan karena begitu cepatnya mereka pulih
setelah dihajar babak belur oleh Peter dan kawan kawan. Siapapun pasti tidak
akan menyangka Wildan dan Heru bisa begitu cepat pulih dan bisa bersekolah
lagi.
Tampaknya Peter mendengar
bahwa Wildan sudah masuk sekolah, dia pun langsung menghampiri Wildan dan
mengejek " Hei, si pesakitan Miskin sudah masuk kembali ke sekolah !"
Kayaknya dia mau coba ditonjok lagi deh !" Ujar Peter sambil tawa
terkekeh-kekeh. Spontan Wildan yang mendengar itu langsung menjadi berang dan
langsung menghampiri Peter dan berkata. " Dulu itu loe boleh menang tapi
nanti 2 bulan kemudian loe akan kalah telak sama gw !" ujar Wildan dengan
berani. Peter menjadi makin berang dengan tantangan Wildan dan langsung menarik
kerah baju seragam Wildan dan berkata " oke, 2 bulan lagi loe bakal gw
bikin mampus !". Dinding sekolah seakan menjadi saksi tantangan Wildan
terhadap Peter.
Sejak saat itu, banyak
orang-orang di sekolah yang membicarakan Wildan dan Peter serta tantangan
mereka. Para guru pun yang tahu seakan-akan terbius tidak bisa menghentikan
pertarungan itu. Sungguh kasihan sekali ternyata di zaman sekarang masih ada
guru yang sengaja membiarkan muridnya berkelahi. Bahkan para guru pun tampak
pura-pura tidak tahu. Wildan pun tidak kehilangan akal, dia berusaha menggalang
bantuan dari teman-teman sekelas dan kelas lain yang merupakan anak-anak miskin
dan yang sering ditindas Peter untuk bersatu melawan.
Usaha Wildan pada awalnya
memang tidak membuahkan hasil sama sekali, karena hampir semua anak di sekolah
takut sama perilaku Peter dan teman-temannya. Tapi dasar Wildan orangnya tidak
mau menyerah dan terus menerus membujuk dan menyakinkan semua orang untuk
berusaha melawan Peter yang semena-mena. Wildan sampai mengeluarkan petisi
bahwa jika tidak sekarang, selama-lamanya kita akan ditindas oleh Peter atau
orang-orang seperti Peter. Bersambung
Rabu, 08 Agustus 2012
Mengapa Menjadi Dermawan itu Sangat Mulia (Bagian 2) ?
Mengapa Menjadi Dermawan itu Sangat Mulia (Bagian 2) ?
Setelah sebelumnya saya sempat menuliskan intuisi nurani saya sendiri tentang luhurnya menjadi filantropis. Sekarang saya akan mencoba membahas lebih dalam tentang filantropis atau dermawan.
Menjadi seorang dermawan sejati sungguh bukan hal yang mudah. Kita harus melewati semua proses dalam diri kita sendiri dan bahkan harus mengalahkan keegoisan dalam diri kita sendiri. Di dunia zaman sekarang, semakin sedikit orang yang benar-benar berniat menjadi filantropis sejati. Banyak juga orang zaman sekarang yang beramal hanya mengharapkan iming-iming populer, dikenal orang, dihormati orang, mendapat pujian, program kampanye dan lain sebagainya. Hal ini sungguh sangat menyedihkan.
Jikalau kita ingin amal kita abadi dan diterima oleh sang Khalik, maka haram bagi kita untuk mengharapkan pamrih apalagi pujian. Semakin ikhlas diri kita beramal, maka semakin besar kedudukan dan pahala kita di mata Tuhan.
Ada mitos yang mengatakan bahwa, tidak pernah ada sejarahnya orang yang beramal itu menjadi miskin. Apa mitos ini benar ? Jika kita masukkan dalam logika berpikir kita yang rumit, maka hal itu sungguh tidak dapat dipercaya. Karena logikanya, makin banyak uang yang kita keluarkan, maka sisa uang kita akan semakin sedikit. Tapi ternyata kenyataannya berkata lain, setiap orang yang beramal ikhlas, ternyata dia jauh sekali dari kemungkinan untuk menjadi miskin apalagi bangkrut. Inilah keajaiban Tuhan. Usut punya usut, ternyata hal ini berkaitan dengan kekuatan doa orang yang kita tolong dan kuasa Tuhan. Semakin kita ikhlas, semakin membuat kita dekat dengan Tuhan. Semakin kita ikhlas, doa orang yang kita bantu akan semakin bernilai di mata Tuhan.
Pada suatu ketika, saya sempat memperhatikan seorang pengemis yang tua renta, menyumbangkan uang recehnya untuk dana kemanusiaan. Dengan gaya berjalannya yang limpung, dia merogoh koceknya untuk mengisi sebuah kotak amal. Seketika itu, hati saya sempat terenyuh melihat orang itu dengan baju lusuh dan robeknya dengan begitu semangat. Nah, itulah yang dinamakan Filantropis sejati. Di dunia ini, tidak banyak lagi orang yang bisa melakukan hal seperti itu. Di saat kita mempunyai banyak kekayaan, bukan hal sulit bagi kita untuk beramal kecil, tetapi bagi orang yang miskin papah, uang itu bagaikan dewa penyambung hidup mereka.
Jika kita ingin bahagia, maka kita tidak boleh terus menerus melihat ke atas, apalagi membandingkan diri kita dengan orang yang memiliki keberuntungan dan posisi melebihi kita.
Tujuan hidup manusia yang utama adalah mencapai bahagia dengan berbagai cara. Ada yang bekerja siang malam, mencari uang, mengejar popularitas, mengejar jabatan dan pangkat. Hal ini adalah wujud agar kita bisa mencapai tujuan hidup kita yakni bahagia. Apa dengan harta, pangkat, jabatan, posisi, gelar dll akan membuat kita sungguh bahagia ? menurut Filsuf Konghucu, itu adalah perasaan senang bukan bahagia. Bahagia itu terletak di dalam hati, semakin hati kita kaya, maka bahagia akan selalu melekat di dalam hidup kita.
Ada teman saya yang sungguh sangat stress dan tertekan dengan kondisi studi dan keluarganya, keluarganya tercerai berai, sering bercekcok, studinya terhambat dan dia dikeluarkan dari studi S2 nya. Hal ini membuat dia sungguh menjadi orang yang tidak punya harapan lagi. Untungnya dia segera menyadari hakekat hidup yang sebenarnya dari seorang teman dekatnya.
Jadi kita tidak boleh merasa masalah itu adalah beban berat bagi kita, tetapi anggap saja itu sebagai pembentuk kedewasaan dan mental juang kita. Tidak ada orang sukses dengan instan dan tidak ada orang yang bisa mendapatkan hati bahagia dengan instan. Kuncinya adalah hati nurani yang menjadi pedoman. Hati nurani bisa mengalahkan semua sutra dan kitab. Hati nurani kita adalah wakil Tuhan di dunia. Tetapi untuk mengasa hati nurani supaya menjadi cemerlang, kita harus banyak introspeksi dan berkontak erat dengan Tuhan.
Sabtu, 04 Agustus 2012
PHOTOGRAPHY TIPS IV ( ALL ABOUT DSLR ) " CAMERA MODE "
PHOTOGRAPHY TIPS III ( ALL ABOUT DSLR )
CAMERA MODE :
Full Auto Mode
This kind of mode can make our photo taken safely and correctly without any setting. This mode is recommended for the beginner because we can not develop our creativity and the photo result will be just in correct style and not in beautiful style.
Basic Shooting Mode
Close up, portrait, night portrait, landscape, sport and no flash mode is suitable for certain occasion based on the name of mode. Camera will adaptate its exposure based on the choice of the mode e.g if we choose portrait mode, the metering will be counted as narrower depth of field to make the foreground looks sharp and the background looks blur. Creative auto shooting mode enables us to easily change the picture’s brightness, depth of field, and picture style.
Program Auto Exposure
To obtain a good exposure of the subject, the camera sets the exposure ( shutter speed and aperture ) automatically. This is called Program AE.
Shutter Priority
With this mode we freely can set the shutter speed meanwhile the aperture setting will be changed itself by camera. Slow shutter speed below 1/30 second is usually used in order to make a panning style photo or seldom useful in night ambient place. Fast shutter speed above 1/200 is for making a stop motion image. To make sure the image will be in good focus, do not let your shutter speed lower than focal length or use a tripod to stabilize the camera. The metering will always be in the middle position to guarantee the exposure is correct but the aperture will be changed automatically.
Aperture Priority
With this mode we also have a free creativity in setting the aperture meanwhile the shutter speed will be changed itself by camera. The high aperture will make depth of field be wider and so do the contrary. High aperture is usually applied in portrait photography while low aperture is suitable for landscape photography. The metering will always be in the middle position to guarantee the exposure is correct but the shutter speed will be changed automatically.
Manual Mode
With this mode we have a full creativity in setting all of the exposure and camera component. This mode is usually applied by a professional photographer. If we deal with studio lamp equipment, this manual mode is the best choice because we can ignore the camera metering to make a correct exposure in studio or strobist occasion.
Rabu, 01 Agustus 2012
PHOTOGRAPHY TIPS III ( ALL ABOUT DSLR )
PHOTOGRAPHY TIPS III ( ALL ABOUT DSLR )
APERTURE
Here we continue the discussion about exposure component “ aperture “. The shutter speed, aperture and ISO is useful when we want a creativity in Manual, Aperture, Time or Program camera mode. In the next we will discuss all about camera mode.
Aperture is how wide the diaphragm will be opened when shutter button pressed. So Aperture have a close relationship with depth of field ( DOF ). The bigger aperture we choose, the narrower DOF we get. In simple way, we can say that aperture is a way to create certain sharp area in the image. In Portrait shoot, we usually use big aperture to make the background looks blur and the foreground looks sharp. If the metering counted at over exposure, so just decrease the aperture to make it be a proper exposure. Aperture is usually marked by F stop value that the bigger f stop means the smaller aperture e.g f10, f8, f6, etc. By mastering aperture rule, we are able to create a photo with creamy selective focus a.k.a bokeh.
ISO
ISO is how sensitive our camera to light. If the metering counted at under exposure state, so just increase ISO value to get a better exposure. ISO is always associated with Noise production, but nowadays the camera producers provide a better noise reduction function e.g. Canon 5D Mark III that claims can make a good image without noise until above 3.200. So the bigger ISO value, the more light will be catched by camera.
The exposure Triangle is useful when we play creativity with manual mode and manual external flash or without flash in the night.
TINTA EMAS DI KANVAS DUNIA ( KISAH ANAK MUDA KETURUNAN CINA YANG SANGAT MENGINSPIRASI KU )
TINTA EMAS DI KANVAS DUNIA
( KISAH ANAK MUDA KETURUNAN CINA YANG SANGAT MENGINSPIRASI KU )
Ketika saya melihat beliau diundang dalam acara Kick Andy, saya langsung merasa orang ini sangat bisa menginspirasi ku karena dia berlatar belakang anak muda keturunan Cina, seorang dokter daerah, yang pantang menyerah, berani, punya dedikasi tinggi terhadap pekerjaan dan negara.
Dr. Eka Julianta, itulah nama aslinya, dia lahir pada tahun 1958 di sebuah Kampung kecil bernama kampung Pondok di daerah Klaten, Jawa Tengah. Sejak kecil beliau sudah dilatih untuk belajar hidup mandiri dan berkecukupan. Dr. Eka lahir di sebuah keluarga yang biasa-biasa saja malah bisa dibilang keluarga yang miskin yang hidup dari hanya berjualan kelontong dan makanan di desa. Sejak kecil dan remaja, beliau tidak memiliki rekam jejak akademik yang baik alias tidak jenius, tapi justru itulah yang membuat dia semakin menyadari dan membangkitkan semangat dirinya untuk menjadi beda dengan orang lain. Adalah seorang dokter desa bernama dr. Subiyanto yang sangat menginspirasi dirinya untuk suatu hari kelak bisa menjadi seperti dr. Subiyanto bahkan lebih.
Sejak lulus SMA, beliau sama sekali tidak berani bermimpi untuk menginjakkan kaki di fakultas kedokteran yang terkenal mahal, tapi akhirnya dengan berbekal kemampuan dasar biologi dan ilmu hayat yang mumpuni, beliau akhirnya bisa masuk di fakultas kedokteran Undip Semarang tetapi lagi-lagi beliau terkendala masalah sumbangan. Tanpa pikir panjang, beliau langsung menemui paman kandungnya yang agak mapan dalam hal ekonomi. Rupanya paman dr. Eka ini begitu menganggap dr, Eka seorang anak yang special karena berasal dari darah yang sama dan kebetulan pamannya tidak mempunyai anak kandung sehingga dr. Eka sudah dianggap seperti anak kandung sendiri.
Akhirnya pamannya menyanggupi permintaan sumbangan dari Undip sebanyak 2 juta untuk meloloskan dr. Eka menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran. Pada tahun itu, untuk masuk menjadi mahasiswa kedokteran sungguh sangat sulit sekali karena selain biaya mahal, harus notabene siswa berprestasi dan pintar serta kalau bisa bukan CINA. Tapi itulah yang menjadi penyemangat dr. Eka untuk terus maju pantang mundur.
Sejak Tahun pertama sampai tahun terakhir kuliah di Undip, beliau sangat aktif dalam setiap kegiatan kampus sampai-sampai itulah yang mempertemukan beliau dengan dr. Hannah, seorang mahasiswi cantik junior yang ternyata dr. Hannah inilah yang menjadi jodoh dr. Eka.
Dr. Eka sangatlah berbeda dengan orang-orang sukses atau dokter-dokter sukses zaman sekarang karena beliau dibentuk bukan dari seorang maestro tapi beliau dibentuk dari kecil bahkan bisa dibilang dibentuk dari dirinya sendiri. Mengagumkan bukan ?
Sejak sudah lulus menjadi dokter umum dari Undip, beliau langsung berinisiatif untuk mengambil masa pengabdian di daerah terpencil dari Kalimantan agar dapat langsung melanjutkan kuliah menjadi dokter bedah di pulau Jawa. Tetapi setelah setahun mengabdi di sana, tetap saja beliau menemui kesulitan untuk mendapatkan surat tanda selesai pengabdian, tapi akhirnya dengan bantuan seorang yang baik hati, di sana beliau akhirnya bisa menyelesaikan pengabdiannya.
Setelah pulang ke Pulau Jawa, beliau akhirnya mencoba melakukan tes masuk spesialisasi bedah di berbagai universitas yakni di Undip dan Unair. Tapi semuanya tidak menerima dr. Eka dengan berbagai alasan. Sejak itulah Eka bertemu dengan Prof. Iskarno yang menjadi orang yang paling berjasa dalam karir dr. Eka. Prof Iskarno adalah Kepala bagian bedah saraf rumah sakit Hasan Sadikin Bandung. Beliau adalah orang yang sangat bijaksana dan tidak memandang latar belakang orang, beliau pernah berkata bahwa “ Bagi saya, tidak ada urusan dia keturunan Cina atau monyet mana pun. Asal dia mampu, akan saya terima,”
Akhirnya dengan bantuan Prof. Iskarno, beliau akhirnya diterima di Bagian Bedah Saraf Unpad Bandung. Padahal dalam benak dr. Eka, tidak ada sedikitpun mimpi untuk bisa diterima kuliah di bagian bedah saraf yang notabene bedah saraf adalah bagian yang sangat eksklusif karena terdiri dari orang-orang pilihan yang sangat pintar dan cerdas serta tidak semua dokter bisa masuk di bagian bedah saraf.
Saat beliau kuliah pun, beliau selalu meminta sang Prof. untuk mengizinkan beliau ke luar negeri untuk mendalami ilmu-ilmu khusus di bidang bedah saraf dan sang Prof ternyata mengizinkan dengan menyertakan rekomendasi kepada teman sejawat sang Profesor yang ada di luar negeri itu.
Setelah lulus beliau ternyata tidak diperbolehkan bekerja di rs almamaternya dengan berbagai alasan juga. Setelah itu beliau memutuskan untuk bekerja purna waktu di RS siloam dan mendirikan pusat bedah saraf modern di sana.
Saat beliau memberanikan diri melakukan operasi batang otak pertama kali di Indonesia, maka saat itulah titik karir dunia dr. eka dimulai. Batang otak merupakan area tersulit manusia yang merupakan area yang tidak boleh disentuh apalagi dioperasi karena di sana terdiri dari banyak pusat kehidupan seperti bernapas dan lain-lain. Tapi beliau tetap memberanikan diri melakukan operasi itu walaupun tidak ada sama sekali bekal pengalaman melakukan operasi batang otak. Tapi akhirnya beliau berhasil melakukannya. Akhirnya beliau mendapatkan rekor Muri menjadi dokter yang pertama kali dan satu-satunya yang berhasil melakukan operasi batang otak di Indonesia.
Beliau sering diundang menjadi pembicara atau professor tamu di berbagai universitas ternama di dunia antara di Amerika, Jepang dan Australia. Presentasi dan kuliah beliau menjadi pengenalan Indonesia kepada dunia luar bahwa di Indonesia ada seorang dokter yang begitu piawai bermain di area otak manusia.
Sungguh tidak mudah perjuangan beliau dari semenjak kecil hingga sekarang menjadi orang yang dikenal luas, sekarang beliau mendirikan Yayasan Otak Indonesia yang berjuang untuk sumbangan dana bagi orang yang tidak mampu dan ingin melakukan operasi otak yang sangat mahal sekali.
Senin, 30 Juli 2012
PHOTOGRAPHY TIPS II ( ALL ABOUT DSLR )
PHOTOGRAPHY TIPS ( II )
DSLR INTRODUCTION
We now discuss about the function of DSLR which is booming in the market and had a special site in many professional photographers’ heart. Therefore in the market there are only two king of DSLR i.e. Canon and Nikon. The main advantage of DLSR is we can change easily its lens according with our necessity. Here I prefer to talk about Canon because I’m one of the canon lovers.
CANON
Canon is a camera producer that seriously manage their innovation for photographers in all over the world. Canon always conduct many surveillances about the need of photographer about a good camera especially DSLR. Canon always provide many kinds of camera, lens, camera accessories and lens accessories. From entry level camera i.e. 1000D, 400D, 450D, 500,D, 550D, 600D approximately rate below Rp. 10 million. The semi professional level i.e 60D, 40D, 30D, 20D and 7D rate above Rp. 10 million. The Professional level i.e 5D Mark II, 5D Mark III, ID Mark II, etc always rate in the highest price because it’s only for professional photographers who need a quality in their projects.
CANON MANUAL :
Shutter Speed
Shutter speed with aperture and ISO are the most important value in exposure’s rule, therefore they are called as Exposure Triangle. With proper setting of these three values will make proper exposure for the image. Exposure is how much the light counted through the lens and catched by camera censor. Without a capability to count and manage exposure is impossible to produce a good image. So mastering exposure is the most important thing for a photographer. Shutter speed is how fast the shutter will close after we press the shutter button in camera. So in the other word, the longer shutter speed, the more light will camera got. If our camera’s metering show in low exposure so just lowering the shutter speed for making a proper exposure. It’s easy, is’nt ?
Jumat, 20 Juli 2012
PHOTOGRAPHY TIPS
PHOTOGRAPHY TIPS
I write this articles is only to give my honour to my seniors and all of my mentors in Photography and to help the others to learn photography easier. I write it into English intentionally to make these articles can be read by everyone in all over the world.
Photography is actually an art in painting or creating a 3 dimension object into 2 dimension object with lighting. So lighting is the most important element in photography.
According to Kompas Daily Editor, a senior photographer, Arbain Rambey, in Photography, there are five important elements. Those are lighting, technique, composition, angle and moment . Meanwhile in Portrait Photography there are just 5 important elements. Those are Expression, Gesture, Lighting, Harmony with background and Technical Quality
Nowadays, Photography turn into many kinds of specialization e.g. aerial photography, beauty photography, glamour photography, landscape photography, architecture photography, human interest photography, fine art photography, still life photography, etc.
I prefer to learn about beauty photography and still life photography because they can make an easier cash flow. But every specialization is actually has special lover and special purpose.
I. Camera
In digital world recently, many photographers look like prefer to have their own DSLR. Actually there are pocket, prosumer and DSLR camera in the market now. In the past, a photographers must deal with a complicated negative film camera, but now they’ve already changed their gun. Pocket camera has only flexibility in size and cost but not in image quality production. But many journalists especially in danger areas still bring their pocket camera. Meanwhile prosumer is the middle between DSLR and pocket. Prosumers at a glance has shape similar with DSLR but their lens can’t be changed anyway but they usually can produce a high quality image. DSLR is derived from Digital Single Lens Reflex abbreviation. The producers claim that this kind of camera can give the users a high quality image, but I suppose that image quality is depend on the photographer ability, lens and type of camera. In the past there is camera called SLR, it’s truly different with DSLR which DSLR use digital design and SLR use manual design. Can we imagine use that kind of camera ? Must be hard to be learned.
Rabu, 18 Juli 2012
Be Aware of Headache !!
Be Aware of Headache
Headache is among the most common reasons that patient seek medical help. Headache can be either primary or secondary. Here we have to distinguish serious from benign etiologies. Most patient who present to emergency ward with worst headache of their lives have migraine. Beside that, headache location can suggest involvement of local structures e.g. temporal pain in giant cell arteritis, facial pain in sinusitis. Time peak intensity can differ cluster headache from migraine. If the headache appears with provocation by environmental factors, it may suggests a benign cause.
Complete neurologic exam is important in evaluation of headache. If exam is abnormal or if serious underlying cause is suspected, an imaging study ( CT or MRI ) is indicated as a first step. Lumbar puncture is required when stiff neck and fever is a possibility. The psychological state of the patient should also be evaluated since a relationship exists between pain and depression.
Following are the most common type of headache :
Migraine is a benign and recurring syndrome of headache associated with other symptoms of neurologic dysfunction. It usually afflicts 15 % women and 6 % of men. Onset usually in childhood, adolescence or early adulthood; however initial attack may occur at any age. Women may have increased sensitivity to attacks during menstruation. The common symptoms are premonitory visual sensory, one-side throbbing headache, nausea, vomiting, photo and phonophobia. An Attack lasting 4-72 hours is typical, as is relief after sleep. Attacks may be triggered by wine, cheese, chocolate, contraceptives, stress, exercise or travel. Mild to moderate acute migraine attacks often respond to over the counter analgesics when taken early in the attack.
Tension headache is a whole-side headache, described as two-side pressure or a tight band. May persist for hours or days; usually builds slowly. Pain can be managed generally with simple analgesics such as acetaminophen or aspirin. Tension headache is often related to stress.
Cluster headache is a rare form of primary headache characterized by episodes of recurrent, deep, nocturnal, one-side, back-eyes searing pain. Typically the patient awakens 2-4 hour after sleep onset with severe pain, one-side lacrimation, nasal and conjunctival blockade. Unlike migraine, patients with cluster tend to move about during attacks. The pain lasts 30-120 minutes but tends to recur at the same time of night or several times each 24 hour over 4-8 weeks.
Post Concussion headache is common following motor vehicle collisions or other head trauma. Symptoms of headache, dizziness, vertigo, impaired memory, poor concentration, irritability are typically remits after several weeks to months.
Beside the three common type of headache above, We also must aware to some type of headache symptoms that suggest a serious underlying disorder. The symptoms include worst headache ever, first severe headache, subacute worsening over days or weeks, abnormal neurologic examination, fever or unexplained systemic signs, vomiting that precedes headache, pain induced by cough, pain that disturbs sleep or presents immediately upon awakening, known systemic illness and headache onset after age 55.
So what we can do if the symptoms above are appear. If we want to alleviate the symptoms of migraine, just stay away from the trigger that I’ve noted above. If migraine cannot be alleviated by the OTC analgesics drug, so just seek medical help. For tension headache, pain can be managed generally with simple analgesics such as acetaminophen or aspirin. Because Tension headache is often related to stress, so the patient must learn to control stress. For cluster headache, it’s better to find a physician, do not drink alcohol because cluster headache usually can be triggered by alcohol. For post-concussion headache, it’s better to find a physician for further examination. For headache symptoms that suggest a serious underlying disorder, an imaging study ( CT and MRI ) is indicated as a first step.
Selasa, 17 Juli 2012
Know More about Causes of Cough
Know More about Causes of Cough
Cough is produced by inflammatory, mechanical, chemical and thermal stimulation of cough receptors. Following are the causes of cough :
1. Inflamatory process in trachea, laryng, bronchi, bronchioli and tissue of the lung
2. Mechanical process --- inhalation of particulates such as dust, foreign bodies or compression of airways ( malignancy process).
3. Chemical ---inhalation of irritant fumes including cigarette smoke
4. Thermal, inhalation of cold or very hot air.
Diagnosis the causes of cough may be associated with the illness history of the patient. An approach seems to be an important way to get that. A good physician may concern about duration of cough, presence of fever or wheezing, sputum quantity and character, seasonal or temporal pattern, risk factors for underlying disease such as environmental exposure that suggest occupational asthma, past medical history, drugs such as ACE Inhibitor drug group for hypertension therapy that will causes chronic cough in 5-20 % patient.
Short duration with associated fever suggests acute viral or bacterial infection. Persistent cough after viral illness suggests postinflamatory cough and postnasal drip is common cause of chronic cough. The nocturnal cough may indicate chronic sinus drainage or esophageal reflux.
A good physical examination should assess upper and lower airways and lung parenchyma. A stridor sound of the lung suggests upper airway obstruction, wheezing suggests bronchospasm, midinspiratory crackles indicate airways disease e.g. chronic bronchitis and fine end inspiratory crackles occur in interstitial fibrosis and heart failure.
A Chest X-ray may show us a possibility of lung cancer, infection and interstitial disease. A High resolution Computed Tomography helpful in unexplained chronic cough. A Sputum examination can indicate a malignancy process or infection like tuberculosis.
Therapy of cough is that of underlying disease, eliminate ACE inhibitor and smoking cessation. If no cause can be found, a trial of an inhaled anticholinergic agent e.g ipratropium, an inhaled steroid, an inhaled albuterol can be attempted. Inhaled steroid may take 7-10 days to be effective when used for an irritative cough. Cough productive of significant volumes of sputum should generally not be suppressed. Sputum clearance can be facilitated with adequate hydration, expectorants and mechanical devices. Iodinated glycerol may be useful in asthma or chronic bronchitis.
When symptoms from an irritative cough are severe, the cough may be suppressed with a narcotic antitussive agent such as codeine or a nonnarcotic such as dextromethorphan.
Senin, 16 Juli 2012
Mengapa Menjadi Dermawan itu Sungguh Sangat Mulia ?
Mengapa Menjadi Filantropis atau Dermawan itu Sangat Mulia (Bagian 1) ?
Kita harus menyadari bahwa hidup kita ini sangat singkat, 50 tahun atau 100 tahun pun itu sungguh sangat singkat. Coba kita bertanya kepada orang-orang tua yang sudah mencapai 70 tahun, apakah hidup mereka panjang ? Sebagian besar jawaban mereka pasti “ hidup ini sungguh singkat “, dalam sekejab mata tidak terasa baru saja mereka menikah dan tau-tau sekarang sudah punya cicit. Jadi tak ada waktu dan alasan bagi kita untuk berbuat atau melakukan hal-hal yang tidak berguna apalagi merugikan orang lain.
Filantropis itu apa sih sebenarnya ? filantropis itu ternyata adalah orang atau manusia yang lebih mengedepankan membantu orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan daripada berbuat hal-hal yang tidak berguna atau membuang-buang waktu.
Bukan berarti seorang filantropis membenci hal-hal yang membuang-buang waktu seperti jalan-jalan, bertamasya, bermain game, tidur berlebihan atau bermalas-malas di kamar sambil bersosial media. Tetapi kaum filantropis telah menyadari bahwa hidup dia terlalu singkat untuk tidak berbuat sesuatu yang berguna bagi kemanusiaan. Bagi kaum filantropis mereka akan bersantai ria jika tugas dan kewajiban nurani mereka sudah mereka tunaikan hari ini.
Banyak teman-teman saya yang sungguh menyukai bergaya hidup mewah dan selalu melihat ke atas alias membandingkan kemewahan teman-teman yang lain dengan apa yang dipunyai dirinya sendiri. Prinsip mereka, mereka harus hidup seenak mungkin dan kalau bisa menyamai keenakan dan kemewahan hidup teman-teman di sekitarnya. Hal ini tidak bisa kita pungkiri seringkali terjadi pada anak-anak muda di kota besar. Sungguh sangat jarang saya melihat mereka peduli dan menelaah nasib dan kehidupan orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Lebih ironi lagi, ternyata di Indonesia, orang yang miskin jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan orang yang mampu apalagi orang kaya.
Berbicara orang yang tidak mampu atau miskin. Suatu saat, saya sempat memotret kehidupan mereka dengan kamera saya, ternyata hidup mereka tidak lebih sengsara dari orang-orang kaya di luar sana. Mereka tampak tertawa ceria, menikmati santap pagi dan malam walaupun hanya beralaskan Koran dan berlaukan kerupuk. Ternyata bagi mereka bahagia itu tidak bisa diukur dari berapa harta, kedudukan atau jabatan yang kita punya.
Kadang-kadang kita sungguh sangat terlena dengan kehidupan kita sehingga menyia-yiakan waktu kita hanya untuk mengurusi masalah pribadi yang tak akan kunjung selesai karena masalah dan urusan pribadi akan terus ada selama kita masih hidup. Banyak teman dan kenalan saya yang seumur hidup hanya sibuk mengurusi bisnisnya sampai dia jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia karena capek dan stress akibat persaingan usaha. Ada juga orang yang hidupnya dihabiskan dengan mengurusi pertengkaran keluarga baik dengan istri, mertua atau keluarga besar sendiri. Apa itu esensi hidup kita yang sebenarnya ? Lahir, sekolah, remaja, pacaran, menikah, punya anak, punya karir bagus, kaya, sakit dan meninggal dunia ? Rentetan hal begitu sudah manusia alami beratus ribu kali siklus di dunia ini dan itu terus dan terus kita ulangi sampai sekarang. Bukannya kita tidak boleh berlaku hidup normal seperti itu. Tapi apakah itu dinamakan hidup normal ? Ternyata menurut penelitian itu bukan hidup yang normal. Menurut Bunda Theresa yang seumur hidupnya diabdikan kepada orang-orang miskin dan penyakitan di India, “ kita memang tidak selalu bisa melakukan hal-hal besar dalam hidup, tetapi kita harus bisa melakukan hal-hal kecil dengan kasih yang besar “. Kata-kata ini sungguh membuat saya terharu.
Ingatlah masih banyak orang yang jauh lebih menderita dari hidup kita sekarang dan benar-benar sangat membutuhkan bantuan kita. Prinsipnya, kita boleh menjadi filantropis asalkan kita sudah menyadari esensi makna dari kata filantropi dan kita harus mampu mengelola kehidupan pribadi kita sendiri dulu, dengan kata lain kita tidak boleh menelantarkan kehidupan pribadi yang menjadi kewajiban. Setelah kita bisa mengatur kehidupan pribadi kita sendiri seperti mengurusi keluarga, usaha, sekolah dan berbagai macam hal, maka kita baru boleh menjadi filantropis. Karena semua kaum filantropis adalah orang yang sukses mengurusi atau mengelola kehidupan pribadinya dengan sempurna.
Selasa, 26 Juni 2012
Daftar Kadar Kolesterol Beberapa Bahan Makanan
Sumber : info vegetarian IVS 2003
Jenis makanan / 100 gr | Angka kolesterol dalam mg |
Otak | 2000 |
Kuning telur | 1500 |
Ginjal | 375 |
Telur ikan | 300 |
Hati | 300 |
Mentega | 250 |
Tiram | 200 |
Udang | 200 |
Jantung | 150 |
Kepiting | 125 |
Keju | 120 |
Babi | 95 |
Sapi | 70 |
Kambing | 70 |
Ikan | 40-140 |
Ayam | 65 |
Lemak hewan | 95 |
Sayuran | 0 |
Durian | 0 |
Buah-buahan | 0 |
Minyak kelapa | 0 |
Minyak jagung | 0 |
Kacang tanah | 0 |
Tahu/tempe | 0 |
Kacang-kacangan | 0 |
Langganan:
Postingan (Atom)