Rabu, 08 Agustus 2012

Mengapa Menjadi Dermawan itu Sangat Mulia (Bagian 2) ?




Mengapa  Menjadi Dermawan itu Sangat Mulia (Bagian 2) ?


Setelah sebelumnya saya sempat menuliskan intuisi nurani saya sendiri tentang luhurnya menjadi filantropis. Sekarang saya akan mencoba membahas lebih dalam tentang filantropis atau dermawan.
Menjadi seorang dermawan sejati sungguh bukan hal yang mudah. Kita harus melewati semua proses dalam diri kita sendiri dan bahkan harus mengalahkan keegoisan dalam diri kita sendiri. Di dunia zaman sekarang, semakin sedikit orang yang benar-benar berniat menjadi filantropis sejati. Banyak juga orang zaman sekarang yang beramal hanya mengharapkan iming-iming populer, dikenal orang, dihormati orang, mendapat pujian, program kampanye dan lain sebagainya. Hal ini sungguh sangat menyedihkan.
Jikalau kita ingin amal kita abadi dan diterima oleh sang Khalik, maka haram bagi kita untuk mengharapkan pamrih apalagi pujian. Semakin ikhlas diri kita beramal, maka semakin besar kedudukan dan pahala kita di mata Tuhan.
Ada mitos yang mengatakan bahwa, tidak pernah ada sejarahnya orang yang beramal itu menjadi miskin. Apa mitos ini benar ? Jika kita masukkan dalam logika berpikir kita yang rumit, maka hal itu sungguh tidak dapat dipercaya. Karena logikanya, makin banyak uang yang kita keluarkan, maka sisa uang kita akan semakin sedikit. Tapi ternyata kenyataannya berkata lain, setiap orang yang beramal ikhlas, ternyata dia jauh sekali dari kemungkinan untuk menjadi miskin apalagi bangkrut. Inilah keajaiban Tuhan. Usut punya usut, ternyata hal ini berkaitan dengan kekuatan doa orang yang kita tolong dan kuasa Tuhan. Semakin kita ikhlas, semakin membuat kita dekat dengan Tuhan. Semakin kita ikhlas, doa orang yang kita bantu akan semakin bernilai di mata Tuhan.
Pada suatu ketika, saya sempat memperhatikan seorang pengemis yang tua renta, menyumbangkan uang recehnya untuk dana kemanusiaan. Dengan gaya berjalannya yang limpung, dia merogoh koceknya untuk mengisi sebuah kotak amal. Seketika itu, hati saya sempat terenyuh melihat orang itu dengan baju lusuh dan robeknya dengan begitu semangat. Nah, itulah yang dinamakan Filantropis sejati. Di dunia ini, tidak banyak lagi orang yang bisa melakukan hal seperti itu. Di saat kita mempunyai banyak kekayaan, bukan hal sulit bagi kita untuk beramal kecil, tetapi bagi orang yang miskin papah, uang itu bagaikan dewa penyambung hidup mereka.
Jika kita ingin bahagia, maka kita tidak boleh terus menerus melihat ke atas, apalagi membandingkan diri kita dengan orang yang memiliki keberuntungan dan posisi melebihi kita.
Tujuan hidup manusia yang utama adalah mencapai bahagia dengan berbagai cara. Ada yang bekerja siang malam, mencari uang, mengejar popularitas, mengejar jabatan dan pangkat. Hal ini adalah wujud agar kita bisa mencapai tujuan hidup kita yakni bahagia. Apa dengan harta, pangkat, jabatan, posisi, gelar dll akan membuat kita sungguh bahagia ? menurut Filsuf Konghucu, itu adalah perasaan senang bukan bahagia. Bahagia itu terletak di dalam hati, semakin hati kita kaya, maka bahagia akan selalu melekat di dalam hidup kita.
Ada teman saya yang sungguh sangat stress dan tertekan dengan kondisi studi dan keluarganya, keluarganya tercerai berai, sering bercekcok, studinya terhambat dan dia dikeluarkan dari studi S2 nya. Hal ini membuat dia sungguh menjadi orang yang tidak punya harapan lagi. Untungnya dia segera menyadari hakekat hidup yang sebenarnya dari seorang teman dekatnya.
Jadi kita tidak boleh merasa masalah itu adalah beban berat bagi kita, tetapi anggap saja itu sebagai pembentuk kedewasaan dan mental juang kita. Tidak ada orang sukses dengan instan dan tidak ada orang yang bisa mendapatkan hati bahagia dengan instan. Kuncinya adalah hati nurani yang menjadi pedoman. Hati nurani bisa mengalahkan semua sutra dan kitab. Hati nurani kita adalah wakil Tuhan di dunia. Tetapi untuk mengasa hati nurani supaya menjadi cemerlang, kita harus banyak introspeksi dan berkontak erat dengan Tuhan.

Sabtu, 04 Agustus 2012

PHOTOGRAPHY TIPS IV ( ALL ABOUT DSLR ) " CAMERA MODE "




PHOTOGRAPHY  TIPS III ( ALL ABOUT DSLR )

CAMERA MODE :

Full Auto Mode
This kind of mode can make our photo taken safely and correctly without any setting. This mode is recommended for the beginner because we can not develop our creativity and the photo result will be just in correct style and not in beautiful style.

Basic Shooting Mode
Close up, portrait, night portrait, landscape, sport and no flash mode is suitable for certain occasion based on the name of mode. Camera will adaptate its exposure based on the choice of the mode e.g if we choose portrait mode, the metering will be counted as narrower depth of field to make the foreground looks sharp and the background looks blur. Creative auto shooting mode enables us to easily change the picture’s brightness, depth of field, and picture style.

Program Auto Exposure
To obtain a good exposure of the subject, the camera sets the exposure ( shutter speed and aperture ) automatically. This is called Program AE.

Shutter Priority
With this mode we freely can set the shutter speed meanwhile the aperture setting will be changed itself by camera. Slow shutter speed below 1/30 second is usually used in order to make a panning style photo or seldom useful in night ambient place. Fast shutter speed above 1/200 is for making a stop motion image. To make sure the image will be in good focus, do not let your shutter speed lower than focal length or use a tripod to stabilize the camera. The metering will always be in the middle position to guarantee the exposure is correct but the aperture will be changed automatically.

Aperture Priority
With this mode we also have a free creativity in setting the aperture meanwhile the shutter speed will be changed itself by camera. The high aperture will make depth of field be wider and so do the contrary. High aperture is usually applied in portrait photography while low aperture is suitable for landscape photography. The metering will always be in the middle position to guarantee the exposure is correct but the shutter speed will be changed automatically.

Manual Mode
With this mode we have a full creativity in setting all of the exposure and camera component. This mode is usually applied by a professional photographer. If we deal with studio lamp equipment, this manual mode is the best choice because we can ignore the camera metering to make a correct exposure in studio or strobist occasion.  



Rabu, 01 Agustus 2012

PHOTOGRAPHY TIPS III ( ALL ABOUT DSLR )



PHOTOGRAPHY TIPS III ( ALL ABOUT DSLR )


APERTURE
Here we continue the discussion about exposure component “ aperture “. The shutter speed, aperture and ISO is useful when we want a creativity in Manual, Aperture, Time or Program camera mode. In the next we will discuss all about camera mode.  
Aperture is how wide the diaphragm will be opened when shutter button pressed. So Aperture have a close relationship with depth of field ( DOF ). The bigger aperture we choose, the narrower DOF we get. In simple way, we can say that aperture is a way to create certain sharp area in the image. In Portrait shoot, we usually use big aperture to make the background looks blur and the foreground looks sharp. If the metering counted at over exposure, so just decrease the aperture to make it be a proper exposure. Aperture is usually marked by F stop value that the bigger f stop means the smaller aperture e.g f10, f8, f6, etc. By mastering aperture rule, we are able to create a photo with creamy selective focus a.k.a bokeh.

ISO
ISO is how sensitive our camera to light. If the metering counted at under exposure state, so just increase ISO value to get a better exposure. ISO is always associated with Noise production, but nowadays the camera producers provide a better noise reduction function e.g. Canon 5D Mark III that claims can make a good image without noise until above 3.200. So the bigger ISO value, the more light will be catched by camera.
The exposure Triangle is useful when we play creativity with manual mode and manual external flash or without flash in the night.

TINTA EMAS DI KANVAS DUNIA ( KISAH ANAK MUDA KETURUNAN CINA YANG SANGAT MENGINSPIRASI KU )





TINTA EMAS DI KANVAS DUNIA
( KISAH ANAK MUDA KETURUNAN CINA YANG SANGAT MENGINSPIRASI KU )

Ketika saya melihat beliau diundang dalam acara Kick Andy, saya langsung merasa orang ini sangat bisa menginspirasi ku karena dia berlatar belakang anak muda keturunan Cina, seorang dokter daerah, yang pantang menyerah, berani, punya dedikasi tinggi terhadap pekerjaan dan negara. 
Dr. Eka Julianta, itulah nama aslinya, dia lahir pada tahun 1958 di sebuah Kampung kecil bernama kampung Pondok di daerah Klaten, Jawa Tengah. Sejak kecil beliau sudah dilatih untuk belajar hidup mandiri dan berkecukupan. Dr. Eka lahir di sebuah keluarga yang biasa-biasa saja malah bisa dibilang keluarga yang miskin yang hidup dari hanya berjualan kelontong dan makanan di desa. Sejak kecil dan remaja, beliau tidak memiliki rekam jejak akademik yang baik alias tidak jenius, tapi justru itulah yang membuat dia semakin menyadari dan membangkitkan semangat dirinya untuk menjadi beda dengan orang lain. Adalah seorang dokter desa bernama dr. Subiyanto yang sangat menginspirasi dirinya untuk suatu hari kelak bisa menjadi seperti dr. Subiyanto bahkan lebih. 
Sejak lulus SMA, beliau sama sekali tidak berani bermimpi untuk menginjakkan kaki di fakultas kedokteran yang terkenal mahal, tapi akhirnya dengan berbekal kemampuan dasar biologi dan ilmu hayat yang mumpuni, beliau akhirnya bisa masuk di fakultas kedokteran Undip Semarang tetapi lagi-lagi beliau terkendala masalah sumbangan. Tanpa pikir panjang, beliau langsung menemui paman kandungnya yang agak mapan dalam hal ekonomi. Rupanya paman dr. Eka ini begitu menganggap dr, Eka seorang anak yang special karena berasal dari darah yang sama dan kebetulan pamannya tidak mempunyai anak kandung sehingga dr. Eka sudah dianggap seperti anak kandung sendiri.
Akhirnya pamannya menyanggupi permintaan sumbangan dari Undip sebanyak 2 juta untuk meloloskan dr. Eka menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran. Pada tahun itu, untuk masuk menjadi mahasiswa kedokteran sungguh sangat sulit sekali karena selain biaya mahal, harus notabene siswa berprestasi dan pintar serta kalau bisa bukan CINA. Tapi itulah yang menjadi penyemangat dr. Eka untuk terus maju pantang mundur.
Sejak Tahun pertama sampai tahun terakhir kuliah di Undip, beliau sangat aktif dalam setiap kegiatan kampus sampai-sampai itulah yang mempertemukan beliau dengan dr. Hannah, seorang mahasiswi cantik junior yang ternyata dr. Hannah inilah yang menjadi jodoh dr. Eka.
Dr. Eka sangatlah berbeda dengan orang-orang sukses atau dokter-dokter sukses zaman sekarang karena beliau dibentuk bukan dari seorang maestro tapi beliau dibentuk dari kecil bahkan bisa dibilang dibentuk dari dirinya sendiri. Mengagumkan bukan ?
Sejak sudah lulus menjadi dokter umum dari Undip, beliau langsung berinisiatif untuk mengambil masa pengabdian di daerah terpencil dari Kalimantan agar dapat langsung melanjutkan kuliah menjadi dokter bedah di pulau Jawa. Tetapi setelah setahun mengabdi di sana, tetap saja beliau menemui kesulitan untuk mendapatkan surat tanda selesai pengabdian, tapi akhirnya dengan bantuan seorang yang baik hati, di sana beliau akhirnya bisa menyelesaikan pengabdiannya.
Setelah pulang ke Pulau Jawa, beliau akhirnya mencoba melakukan tes masuk spesialisasi bedah di berbagai universitas yakni di Undip dan Unair. Tapi semuanya tidak menerima dr. Eka dengan berbagai alasan. Sejak itulah Eka bertemu dengan Prof. Iskarno yang menjadi orang yang paling berjasa dalam karir dr. Eka. Prof Iskarno adalah Kepala bagian bedah saraf rumah sakit Hasan Sadikin Bandung. Beliau adalah orang yang sangat bijaksana dan tidak memandang latar belakang orang, beliau pernah berkata bahwa “ Bagi saya, tidak ada urusan dia keturunan Cina atau monyet mana pun. Asal dia mampu, akan saya terima,”
Akhirnya dengan bantuan Prof. Iskarno, beliau akhirnya diterima di Bagian Bedah Saraf Unpad Bandung. Padahal dalam benak dr. Eka, tidak ada sedikitpun mimpi untuk bisa diterima kuliah di bagian bedah saraf yang notabene bedah saraf adalah bagian yang sangat eksklusif karena terdiri dari orang-orang pilihan yang sangat pintar dan cerdas serta tidak semua dokter bisa masuk di bagian bedah saraf.
Saat beliau kuliah pun, beliau selalu meminta sang Prof. untuk mengizinkan beliau ke luar negeri untuk mendalami ilmu-ilmu khusus di bidang bedah saraf dan sang Prof ternyata mengizinkan dengan menyertakan rekomendasi kepada teman sejawat sang Profesor yang ada di luar negeri itu.
Setelah lulus beliau ternyata tidak diperbolehkan bekerja di rs almamaternya dengan berbagai alasan juga. Setelah itu beliau memutuskan untuk bekerja purna waktu di RS siloam dan mendirikan pusat bedah saraf modern di sana.
Saat beliau memberanikan diri melakukan operasi batang otak pertama kali di Indonesia, maka saat itulah titik karir dunia dr. eka dimulai. Batang otak merupakan area tersulit manusia yang merupakan area yang tidak boleh disentuh apalagi dioperasi karena di sana terdiri dari banyak pusat kehidupan seperti bernapas dan lain-lain. Tapi beliau tetap memberanikan diri melakukan operasi itu walaupun tidak ada sama sekali bekal pengalaman melakukan operasi batang otak. Tapi akhirnya beliau berhasil melakukannya. Akhirnya beliau mendapatkan rekor Muri menjadi dokter yang pertama kali dan satu-satunya yang berhasil melakukan operasi batang otak di Indonesia.
Beliau sering diundang menjadi pembicara atau professor tamu di berbagai universitas ternama di dunia antara di Amerika, Jepang dan Australia. Presentasi dan kuliah beliau menjadi pengenalan Indonesia kepada dunia luar bahwa di Indonesia ada seorang dokter yang begitu piawai bermain di area otak manusia.

Sungguh tidak mudah perjuangan beliau dari semenjak kecil hingga sekarang menjadi orang yang dikenal luas, sekarang beliau mendirikan Yayasan Otak Indonesia yang berjuang untuk sumbangan dana  bagi orang yang tidak mampu dan ingin melakukan operasi otak yang sangat mahal sekali.